Badan meteorologi memperingatkan akan terjadinya “cuaca panas ekstrem” lebih lanjut di seluruh Jepang pada Agustus.
Jepang pada Jumat mencatat suhu panas yang berbahaya, yakni lebih dari 40 derajat celsius, selama tiga hari beruntun, menurut badan cuaca negara itu.
Menurut Badan Meteorologi Jepang (JMA) seperti dilansir Antara pada Sabtu 2 Agustus 2025, suhu di Kota Kuwana, Prefektur Mie, Jepang barat, melonjak hingga 40,4 derajat celsius, menjadikannya wilayah terbaru yang mencatatkan suhu tertinggi.
JMA melaporkan suhu panas yang berbahaya tercatat dari Tokai di Jepang tengah hingga Kyushu di Jepang barat, dengan peringatan sengatan panas (heatstroke) telah dikeluarkan di 32 dari 47 prefektur di Jepang.
Suhu udara pada Jumat juga mencapai 39,3 derajat celsius di Kota Nishiwaki di Prefektur Hyogo, 39,2 derajat celsius di Kota Hamamatsu di Prefektur Shizuoka, 39,1 derajat celsius di Kota Toyota di Prefektur Aichi serta 39 derajat celsius di Kota Mino di Prefektur Gifu.
Para pejabat badan meteorologi dan cuaca di negara itu mengimbau masyarakat untuk menyejukkan diri dengan menggunakan pendingin udara, minum air secara teratur, dan mengonsumsi garam secukupnya serta sering beristirahat saat beraktivitas di luar ruangan.
Ini menyusul pengumuman bahwa Jepang mengalami bulan Juli terpanas sejak pencatatan dimulai pada 1898, demikian laporan badan meteorology seperti dilansir CNA, memperingatkan akan adanya “panas ekstrem” lebih lanjut di bulan mendatang.
Gelombang panas semakin intens dan sering terjadi di seluruh dunia akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, kata para ilmuwan, dan Jepang tidak terkecuali.
Suhu rata-rata pada Juli naik 2,89 derajat Celsius, rekor tertinggi, dari rata-rata periode 1991-2020, menurut Badan Meteorologi Jepang pada Jumat.
Ini adalah tahun ketiga berturut-turut rekor suhu rata-rata untuk bulan Juli, katanya.
Pada 30 Juli, Jepang mengalami suhu tertinggi yang pernah tercatat, yaitu 41,2 derajat Celcius di wilayah barat Hyogo.
“Bulan depan diperkirakan akan terus membawa panas ekstrem di seluruh negeri,” kata badan meteorologi.
Curah hujan pada Juli tergolong rendah di sebagian besar wilayah Jepang, dengan wilayah utara yang menghadap Laut Jepang mengalami rekor curah hujan terendah, tambahnya.
Musim hujan berakhir sekitar tiga minggu lebih awal dari biasanya di wilayah barat Jepang, sebuah rekor baru.
Para ahli memperingatkan bahwa pohon sakura kesayangan Jepang mekar lebih awal karena iklim yang lebih hangat atau terkadang tidak mekar sepenuhnya karena musim gugur dan musim dingin tidak cukup dingin untuk memicu pembungaan.
Tutup salju Gunung Fuji yang terkenal tidak terlihat untuk periode terlama yang tercatat tahun lalu, baru muncul pada awal November, dibandingkan dengan rata-rata awal Oktober.