BMKG Jelaskan Penyebab Cuaca di Gunung Rinjani Cepat Berubah

BMKG Jelaskan Penyebab Cuaca di Gunung Rinjani Cepat Berubah

Perubahan cuaca yang ekstrem di Gunung Rinjani diklaim menjadi penyebab terhambatnya evakuasi pendaki asal Brasil.

Faktor cuaca diklaim menjadi penghalang evakuasi pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang jatuh ke lereng Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, pada Sabtu, 21 Juni 2025. Marins ditemukan meninggal pada Selasa, 24 Juni, tetapi jenazahnya baru bisa diangkat pada Rabu, 25 Juni 2025.

Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan proses evakuasi perempuan pendaki Gunung Rinjani itu terkendala cuaca buruk. Tim evakuasi beberapa kali mencoba turun ke lokasi jenazah di kedalaman 400 meter, tetapi terjadi cuaca buruk.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan perubahan cuaca yang cepat merupakan fenomena yang wajar di Gunung Rinjani yang terletak di timur laut Pulau Lombok. Ketua Tim Data dan Analisis Stasiun Klimatologi BMKG Nusa Tenggara Barat, Bastian Andriano, mengatakan bahwa faktor pemicu perubahan cuaca yang cepat di Gunung Rinjani akibat kecepatan angin yang lebih tinggi daripada di dekat permukaan.

“Perubahan cuaca dalam hal ini kondisi berawan-cerah-berawan di wilayah sekitar puncak gunung adalah hal yang wajar,” kata Bastian kepada Antara saat dihubungi di Mataram, Kamis.

Selain kecepatan angin, udara yang bergerak menuju ke puncak gunung mengalami efek pendinginan dan membentuk formasi awan-awan orografis akibat bentuk topografi gunung.

Helikopter Batal Dipakai

Cuaca yang cenderung mudah berubah-ubah di kawasan puncak gunung menyebabkan tim SAR gabungan kesulitan untuk mengevakuasi korban. Helikopter batal dipakai akibat terhalang faktor cuaca badai yang berkabut tebal dan angin kencang.

Pada 25 Juni 2025 pukul 13.51 Wita, tim SAR gabungan baru bisa mengangkat jenazah korban dari dasar jurang menggunakan peralatan manual dengan tali yang ditarik pakai teknik lifting.

Evaluasi Sistem Pendakian

Insiden ini menyebabkan sistem pendakian di gunug setinggi 3.726 meter di atas permukaan laut itu menjadi sorotan. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur berencanakan mengevaluasi sistem tersebut supaya tidak terjadi kecelakaan lagi.

Di sisi lain, Kementerian Kehutanan sebagai otoritas yang mengelola penuh kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), mengajak para pendaki untuk mengedepankan aspek keselamatan dan menyiapkan kelengkapan dalam proses pendakian.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *